Headless CMS adalah sistem manajemen konten atau content management system (CMS) yang memisahkan bagian front-end dari back-end. Sistem ini mengadopsi konsep dari aplikasi yang bersifat composable (bisa dirangkai).
Banyak pembuat konten yang beralih menggunakan CMS ini menggantikan CMS tradisional. Sebenarnya, apa itu headless CMS dan mengapa saat ini banyak peminatnya? Temukan jawabannya di artikel berikut.
Pengertian Headless CMS
Headless CMS adalah sistem manajemen konten yang mana bagian front-end (head atau tampilan layar) terpisah dari back-end (body atau tempat pembuatan, pengaturan, dan penyimpanan konten).
Memungkinkan Anda untuk membuat sebuah konten di back-end dan merilis konten tersebut ke beberapa channel atau front-end. Mulai dari halaman website, aplikasi mobile, hingga layar TV dan smartwatch.
Perilisan konten tersebut biasanya melalui API (Application Program Interface) yang menghubungkan back-end dengan front-end yang dipilih pembuat konten.
Cara Kerja Headless CMS
Mungkin bagi sebagian orang, cara kerja headless CMS ini masih cukup sulit untuk bisa dipahami. Berikut cara kerjanya mulai dari pemuatan konten hingga menjadi tampilan konten yang diinginkan.
1. Pembuatan dan Manajemen Konten
Editor konten menjadi yang pertama kali menggunakan CMS dengan membuat konten pada antarmuka back-end headless CMS. Konten yang dapat dimasukkan ke headless CMS adalah teks, gambar, animasi maupun blok-blok konten.
2. Pengembangan Front-end
Kemudian, tim front-end developer mulai memilih konten mana yang akan ditampilkan di depan layar. Developer dapat menggunakan berbagai framework dan front-end tools untuk mendesain konten yang diluncurkan.
3. Koneksi Melalui API
Selanjutnya, API dapat digunakan untuk menghubungkan headless CMS dengan berbagai front-end (tampilan layar). Konten dapat dipublikasikan dengan mudah ke berbagai perangkat melalui API ini.
4. Penyajian Konten
Konten yang sudah dibuat dan didesain kini bisa tampil di berbagai perangkat dan platform. Konten yang sudah dipublikasi dapat diakses audiens sesuai perangkat yang digunakan.
Perbedaan Headless CMS dan Tradisional CMS
Sebagai sistem manajemen konten, headless CMS memiliki beberapa perbedaan dengan tradisional CMS. Perbedaan headless CMS dan tradisional CMS meliputi:
1. Fungsi
Headless CMS: manajemen dan penerbitan konten
Tradisional CMS: pembuatan, pengeditan, dan penyimpanan konten
2. Keamanan
Headless CMS: dapat ditingkatkan sehingga meminimalisir serangan malware maupun hacker
Tradisional CMS: kurang efektif dan rentan terhadap serangan hacker
3. Hosting
Headless CMS: berbasis cloud
Tradisional CMS: berbasis in-house (lokal)
4. Kecepatan akses
Headless CMS: loading halaman lebih singkat
Tradisional CMS: loading halaman lebih lama karena tidak menggunakan coding
5. Fleksibilitas pembuatan
Headless CMS: fleksibel dan memudahkan pekerjaan para developer
Tradisional CMS: cenderung tidak fleksibel karena pembuatannya harus secara manual
Kelebihan dan Kekurangan Headless CMS
Sebaiknya pahami dulu kelebihan dan kekurangan headless CMS sebelum Anda beralih untuk menggunakannya.
Kelebihan
1. Dapat Berkreasi Tanpa Batasan
Salah satu kelebihan yang ditawarkan adalah fleksibilitas untuk mengelola konten sesuai kreativitas. Tidak terbatas pada tema-tema baku yang disediakan CMS. Anda bisa berkreasi untuk membuat konten termasuk teks, gambar, audio, slideshow, animasi, dan lainnya yang dapat ditampilkan di layar.
2. Mendapatkan Audiens yang Lebih Banyak
Konten yang Anda buat dapat dirilis di front-end apa pun sehingga membuka peluang yang lebih besar untuk konten Anda dilihat audiens yang lebih banyak. Hal ini yang membuat banyak pembuat konten beralih ke headless CMS.
3. Cepat Menyesuaikan Perkembangan Teknologi
Konten mentah disimpan di headless CMS dapat dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi perangkat jika ada pembaruan pada device yang Anda pilih untuk menampilkan konten tersebut.
4. Pengerjaan Konten Lebih Efisien
Keunggulan lainnya dari headless CMS adalah efisiensi dalam manajemen konten. Setiap konten yang Anda buat disimpan dalam satu pusat data. Ketika ingin mengedit atau menambahkan suatu konten, Anda bisa langsung menggunakannya tapa perlu mengulang proses dari awal.
5. Memungkinkan Penggunaan Konten Kembali
Kelebihan dari headless CMS termasuk kemudahan untuk pengguna menggunakan kembali konten yang sudah dibuat. Misalnya, Anda membuat tombol “Panggilan WhatsApp” sebagai CTA, Anda dapat mengambil elemen tersebut secara terpisah dan menggunakannya kembali untuk konten lain.
6. Fleksibilitas untuk Developer
Headless CMS juga menawarkan fleksibilitas bagi tim developer untuk berpindah dari satu framework front-end ke framework front-end lainnya.
7. Lebih Aman
Sistem manajemen konten ini menawarkan keamanan yang lebih baik dibanding tradisional CMS. Pasalnya, layar depan dengan antarmuka pembuatan konten terpisah. Penerbitan konten juga melalui API sehingga lebih aman dari serangan DDoS.
Kekurangan
1. Cukup kompleks
Headless CMS memiliki arsitektur yang cukup kompleks dan mengharuskan marketer untuk menyesuaikan desain konten dari nol. Ini mungkin terlalu sulit dan kurang coco bagi pemula.
2. Ketergantungan pada developer
Headless CMS dibuat dengan banyak coding sehingga pembuat konten harus selalu berkoordinasi dengan developer untuk manajemen kontennya.
3. Masalah formatting
Kelemahan dari headless CMS yaitu pada formatting yang tidak menyediakan preview konten untuk setiap presentation layer.
4. Biaya tinggi
Anda perlu menyiapkan budget yang lebih untuk menggunakan environment Headless CMS ini. Mulai dari biaya untuk CMS, developer, hingga hosting.
Itulah beberapa informasi yang perlu Anda ketahui seputar headless CMS. Jadi, headless CMS adalah sistem manajemen konten dengan back-end yang terpisah dari front-end. Untuk menghubungkan antarmuka keduanya, peran API dibutuhkan.
Ingin tahu lebih banyak seputar CMS dan teknologi IT lainnya? Gabung sekarang juga di kelas pelatihan IT Coding Studio. Pilih paket kursus sesuai skill yang ingin Anda tingkatkan dan mulai belajar bersama praktisi yang ahli di bidangnya.