Apa itu Thin Content? Pengertian dan Ciri-cirinya

Apa itu Thin Content Pengertian dan Ciri-cirinya

Bila ingin mendapatkan hasil yang baik dari langkah SEO maka perlu tahu apa itu thin content dan sebisa mungkin menghindarinya. Thin Content akan memperburuk nilai website di mata Google dan akhirnya akan sulit masuk peringkat atas pada hasil pencarian dan mempengaruhi traffic. Berikut kami akan jelaskan mengenai thin content, ciri-cirinya dan juga tips untuk mengatasi thin content tersebut.

Pengertian Thin Content

Thin content adalah sebuah konten yang dianggap tidak memiliki value atau manfaat yang cukup bagi para pembaca atau penontonnya. Saat ini memang Google sedang berupaya untuk memberikan hasil pencarian yang bukan hanya relevan namun sesuai dengan search intent. Jadi konten yang tidak bisa memberikan manfaat yang cukup bagi pembaca akan dianggap sebagai thin content.

Pengertian Thin Content

Keberadaan thin content dalam sebuah website akan sangat mempengaruhi nilai website kalian di mata Google lho. Bila mungkin terdapat beberapa thin content maka Google biasanya enggan memasukkan website kalian dalam top pencarian mereka. Hal ini akan memperburuk langkah SEO yang sedang dilakukan dan membuat traffic dari website pun sudah pasti akan hancur dan memburuk.

Kualitas dari konten itu sendiri sangat bergantung dari bagaimana konten itu dibuat, sehingga memang saat ini sudah tidak bisa membuat konten asal-asalan. Kualitas konten yang terhindar dari thin content akan bukan hanya membuat pengunjung puas tapi juga bisa mendapat nilai baik dari Google. Jadi memahami apa itu thin content dan menghindari membuat konten semacam itu sangat penting dilakukan.

Cara Mengenali Thin Content

Supaya bisa menghindari thin content maka kalian harus tahu bagaimana cara mengidentifikasi thin content itu seperti apa. Bila ingin bisa mengenalinya dengan baik maka harus mengetahui apa saja sih ciri-cirinya, berikut ini penjelasannya.

Cara Mengenali Thin Content

1. Konten Terlalu Pendek

Konten yang terlalu pendek sangat rentan dianggap sebagai thin content, karena sudah pasti informasi yang bisa dibagikan sedikit. Beberapa contoh thin content dalam bentuk artikel hanya berisi 200 kata ke bawah, sehingga tidak bisa memberi terlalu banyak manfaat. Akhirnya Google membaca konten semacam itu sebagai thin content yang kualitasnya memang tidak terlalu baik.

Baca Juga:  SFTP Adalah: Pengertian dan Bedanya Dengan FTP

2. Tidak Memiliki Kualitas yang Baik

Kualitas dari konten itu dilihat dari seberapa banyak informasi yang bisa diberikan pada konten tersebut, apakah cukup banyak atau tidak. Selain itu dari pemilihan bahasa dan cara penyampaian informasi itu seperti apa akan sangat mempengaruhi kualitas. Bila informasinya tidak terlalu banyak dan penyampaiannya bertele-tele jelas itu adalah thin content karena tidak memiliki kualitas konten yang baik.

3. Affiliate Page Kurang Baik

Affiliate page pada dasarnya merupakan strategi yang baik, tapi bila tidak dilakukan dengan baik maka sangat rentan dianggap thin content. Memahami apa itu thin content dari affiliate page yang tidak relevan, di mana link yang terhubung tidak sesuai dengan topik. Selain itu meskipun affiliate page tetap harus dibuat dengan baik dan mampu memberikan informasi yang berguna untuk menghindari thin content.

4. Adanya Doorway Page

Doorway page itu adalah kemiripan keyword atau key phrase antara satu konten dengan konten yang lainnya dalam situs. Kemiripan ini akan menjadi indikasi adanya thin content di dalam website kalian dan Google sudah pasti akan mengira adanya optimasi berlebihan pada keyword yang dimaksud. Jadi sebisa mungkin pilih kata kunci dengan penuh pertimbangan supaya bisa menghindari thin content karena doorway page ini.

5. Duplikasi Konten

Duplikasi konten jelas menjadi salah satu ciri thin content yang bisa langsung terlihat dengan jelas dan harus benar-benar dihindari. Duplikasi konten pada dasarnya tidak memberikan manfaat baru bagi pembaca dan mungkin akan dinilai sebagai konten yang tidak berkualitas. Jadi perlu adanya modifikasi ketika kalian membuat konten dengan meniru konten orang lain supaya tidak terkena duplikasi konten.

Cara Memperbaiki Thin Content

Cara Memperbaiki Thin Content

Bila kalian mengalami masalah thin content ini, maka perlu untuk segera mencari tahu dulu cara memperbaiki thin content tersebut. Berikut ini kami akan jelaskan beberapa cara yang bisa dipakai untuk memperbaikinya.

1. Mulai dari Konten dengan Traffic Tinggi

Bila sudah memahami apa itu thin content maka kalian akan tahu konten mana yang termasuk dan memiliki traffic tinggi. Bila ingin memperbaiki website karena adanya thin content mulailah dari yang memiliki traffic tinggi, supaya orang tidak menjumpai thin content pada website kalian.

Baca Juga:  Bandwidth Adalah: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Kerjanya

2. Edit Konten Menjadi Lebih Baik

Coba untuk melakukan edit pada konten yang mungkin dinilai termasuk dalam thin content ini dan ada beberapa cara melakukannya. Berikut ini beberapa cara untuk edit thin content menjadi konten berkualitas.

  • Perbanyak informasi yang bisa digali dalam topik tersebut dalam satu konten
  • Perbanyak jumlah kata sesuai dengan informasi yang bisa diberikan
  • Hapus bagian yang bertele-tele agar supaya informasi bisa lebih beragam dalam satu konten
  • Periksa kembali intensitas keyword apakah memang sudah cukup baik atau belum

3. Sesuaikan Kembali Keyword

Bila ada beberapa konten yang mirip atau ada kemungkinan thin content karena doorway page, maka kalian bisa sesuaikan kembali. Ganti keyword supaya tidak mirip meskipun mungkin pembahasannya kurang lebih sama saja.

Pemahaman apa itu thin content memang penting untuk mengoptimalkan strategi SEO pada pengembangan website. Kalian bisa pelajari mengenai thin content di Coding Studio atau mengikuti beragam kursus IT di sana.

Related Articles