Agile Adalah: Pengertian, Tujuan, Metode dan Contohnya

Agile Adalah Pengertian, Tujuan, Metode dan Contohnya

Agile adalah metodologi populer dalam pengembangan perangkat lunak karena fleksibilitas dan efisiensinya. Dengan menggunakan pendekatan iteratif dan inkremental, Agile memungkinkan tim pengembangan untuk merespon kebutuhan dan perubahan proyek dengan cepat.

Apa Itu Agile?

Agile adalah sekumpulan prinsip yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak di mana solusi dan kebutuhan berkembang melalui kolaborasi antar tim lintas fungsi. Dengan menggunakan pendekatan iteratif dan inkremental yang memungkinkan tim pengembangan lintas fungsi ini merespon kebutuhan dan perubahan proyek dengan cepat.

Apa Itu Agile

Agile dapat mengembangkan software dengan kualitas yang tinggi namun proses yang dilakukan sederhana. Urutan kerja yang digunakan Agile adalah berkembang sedikit demi sedikit secara teratur dan berulang.

Prinsip Agile

Prinsip Agile merupakan fondasi yang mengarahkan tim pengembangan perangkat lunak untuk bekerja dengan lebih efisien dan responsif. Terdapat 12 prinsip utama Agile yang diuraikan dalam Agile Manifesto. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

  • Mengutamakan kepuasan pelanggan. Dengan mengirim perangkat lunak yang berharga secara dini dan berkelanjutan.
  • Menerima perubahan kebutuhan, bahkan apabila terjadi di akhir pengembangan untuk keuntungan kompetitif pelanggan.
  • Mengirimkan perangkat lunak yang berfungsi dengan frekuensi yang telah di tentukan, tetap dengan mempertimbangkan preferensi pada skala waktu yang lebih pendek.
  • Pengembangan dan stakeholder harus bekerja sama sepanjang proyek berlangsung.
  • Membangun proyek di sekitar individu yang termotivasi dengan memberikan mereka dukungan dan kepercayaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
  • Melakukan percakapan tatap muka untuk memberikan komunikasi yang paling efektif dan efisien.
  • Perangkat lunak yang berfungsi adalah ukuran utama kemajuan.
  • Agile mendorong kemajuan berkelanjutan, dengan mempertahankan kecepatan tetap secara berkelanjutan.
  • Perhatian berkelanjutan pada keunggulan teknis dan desain yang baik untuk meningkatkan kelincahan.
  • Kesederhanaan adalah seni meminimalkan jumlah pekerjaan yang tidak perlu.
  • Hasil pekerjaan yang baik muncul dari tim yang mampu mengorganisir diri sendiri.
  • Tim harus merenungkan bagaimana menjadi lebih efektif, kemudian menyesuaikan dan menyempurnakan perilaku mereka.
Baca Juga:  Developer: Pengertian, Tugas dan Kualifikasinya

Prinsip tersebut membantu tujuan Agile untuk tetap fokus pada pengiriman nilai yang berkelanjutan kepada pelanggan, serta menyesuaikan diri dengan perubahan dan meningkatkan kinerja mereka secara berkelanjutan.

Tahapan Metode Agile

Tahapan Metode Agile

Tahapan metode Agile dirancang untuk meningkatkan kolaborasi dan efisiensi. Beberapa tahapan metode Agile mencakup:

Perencanaan

Tahapan ini berupa pemahaman tujuan proyek identifikasi kebutuhan dan penentuan prioritas fitur-fitur yang akan di kembangkan.

Desain

Tim pembuatan prototipe dan desain untuk fitur yang telah direncanakan. Ini termasuk pembuatan wireframes, mockups dan arsitektur sistem.

Pengembangan

Tim pengembangan menulis kode untuk mengimplementasikan fitur-fitur yang telah dirancang dan desain. Pengembangan ini dilakukan dalam iterasi singkat yang disebut sprint.

Pengujian

Memastikan fiturnya bekerja seperti harapan. Ini melibatkan pengujian unit, integrasi dan fungsional.

Peluncuran I

Peluncuran I disebut juga dengan Deployment. Pada tahap ini, mereka menerapkan fitur yang telah diuji ke lingkungan produksi.

Evaluasi

Meninjau fitur yang telah diluncurkan dengan stakeholder, untuk mendapatkan umpan balik dan melakukan penyesuaian.

Peluncuran II

Peluncuran II atau Launch merupakan tahapan di mana fitur baru yang secara resmi diluncurkan dan tersedia untuk pengguna akhir.

Pemeliharaan

Setelah peluncuran, tim memantau fitur dan terus melakukan perbaikan atau peningkatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Tahapan-tahapan tersebut dikerjakan secara berulang di setiap iterasi Agile. Setiap sprint biasanya berlangsung antara satu sampai empat minggu. Dalam setiap sprint, tim Agile bekerja untuk menghasilkan bagian yang dapat berfungsi yang kemudian ditinjau dan dinilai oleh stakeholder.

Contoh Agile

Contoh penerapan Agile dalam dunia nyata dapat dilihat pada pengembangan proyek perusahaan besar. Contoh-contoh berikut ini akan menunjukkan bagaimana Agile adalah hal yang dapat diadaptasi untuk berbagai kebutuhan.

Scrum

Salah satu metode Agile yang paling populer. Scrum dapat terus mendokumentasi dan melakukan pengujian setelah software dibangun.

Kanban

Metode ini dapat melacak tugas dengan metode papan visual yang terbagi menjadi beberapa tahapan seperti ’To Do’, In Progress’ dan ’Done’.

Ekipa

Ekipa mendefinisikan Agile sebagai proses berulang untuk menemukan pekerjaan yang bisa dikerjakan. Ini menunjukkan bahwa Agile dapat diterapkan pada keseluruhan organisasi.

Baca Juga:  8 Framework Terbaik Tahun 2020, Apa Saja ya?

Extreme Programming (XP)

Metode ini menekankan pada kualitas kode dan kolaborasi tim. Hal ini dapat melibatkan praktik seperti pengembangan berpasangan, integrasi berkelanjutan dan pengujian berbasis perilaku.

Crystal Methodology

Crystal adalah keluarga metodologi yang menyesuaikan praktik-praktiknya berdasarkan ukuran dan kritisitas proyek.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana Agile dapat diadaptasi untuk berbagai lingkungan dan kebutuhan pengembangan, mulai dari tim kecil hingga organisasi besar. Penerapan Agile memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan, meningkatkan kerja sama tim dan kualitas produk yang jauh lebih tinggi.

Perbedaan Agile dan Waterfall

Perbedaan Agile dan Waterfall

Waterfall adalah pengembangan perangkat lunak yang bersifat linear dan sekuensial. Tahapan pengembangan Waterfall, sangat runtut untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Perbedaan Agile dan Waterfall terdapat pada pendekatannya terhadap pengembangan dan fleksibilitasnya terhadap perubahan.

Agile menggunakan pendekatan iteratif di mana perencanaan, pengembangan dan pengujian terjadi di siklus pendek dan selalu terulang. Sedangkan Waterfall menggunakan pendekatan sekuensial, di mana tiap fase harus selesai sebelum fase berikutnya dimulai.

Agile memungkinkan perubahan lebih mudah dilakukan sepanjang proyek dibanding Waterfall yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam mengimplementasikan perubahan setelah proyek dimulai.

Metode Waterfall digambarkan seperti air terjun yang mengalir dari atas ke bawah. Tahapan penggunaan Waterfall berlanjut ke tahapan berikutnya, tanpa kembali ke tahap sebelumnya. Agile berbeda, tahapan pada Agile lebih fleksibel sehingga memungkinkan untuk kembali ke tahap sebelumnya.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Agile, tim pengembangan dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak, mempercepat waktu pengiriman dan lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Agile adalah tidak hanya merupakan metodologi tetapi juga budaya kerja yang menekankan pada kolaborasi, fleksibilitas dan keunggulan teknis.

Nah, bagi Anda yang ingin mempelajari Agile dalam pengembangan perangkat lunak bisa langsung bergabung dengan kursus IT di Coding Studio yang akan didampingi oleh mentor profesional dan berpengalaman.

Related Articles