Jenis Testing untuk Kualitas Software Kalian!

Ketika kamu mengembangkan sebuah software, kamu pasti akan melakukan testing. Pada tahap testing, orang yang melakukan testing atau biasanya disebut dengan tester, akan melihat fungsi atau fitur program dan memastikan apakah kualitas program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Sebelum kita masuk dan membahas lebih lanjut tentang jenis testing, sebenarnya testing itu apa sih?

Apa itu Testing?

Testing merupakan sebuah proses di mana program akan dilakukan beragam tes secara intens dengan cara mengeksekusi program tersebut.

Setelah program dieksekusi, tester akan memantau dan menilai kinerja program tersebut, apakah program tersebut sudah bekerja dengan baik, atau program tersebut masih memiliki kesalahan ketika dijalankan. Nantinya, hasil pantauan yang didapatkan selama proses testing oleh tester akan digunakan untuk melakukan evaluasi.

Kemudian, dari hasil evaluasi tersebut program akan diperbaiki dan diperbarui kembali agar dapat berjalan dengan semestinya dan semakin baik ke depannya supaya dapat digunakan dengan lancar oleh user.

Berikut Jenis Testing yang harus kamu ketahui:

Usability Testing

Jenis testing yang pertama ini biasanya dilakukan ketika para pengembang ingin mengetahui apakah fitur-fitur yang telah dibuat sudah sesuai dengan requirement atau belum. Jenis testing ini biasanya melibatkan user untuk menggunakan program mereka untuk mengetahui kemudahan user dalam menggunakan suatu fitur atau produk. Setelah user menggunakan program tersebut, mereka akan memberikan feedback kepada pengembang.

Unit Testing

Pada unit testing, tester akan melakukan tes pada komponen-komponen atau class pada program sebelum mereka digabungkan dan terintegrasi satu sama lain dan menjadi lebih kompleks. Jenis testing ini sangat direkomendasikan untuk proyek dengan skala yang besar dan kompleks, karena dengan unit testing pengembang dapat mengetahui bug atau error pada komponen tertentu lebih cepat.

Performance Testing

Selanjutnya, performance testing ini menguji performa dari program tersebut berdasarkan responsifitas dan beban kerja yang diberikan. Nantinya, tester akan memantau stabilitas, kecepatan, dan kinerja program secara keseluruhan.

Baca Juga:  Apa Itu Pretexting? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mencegahnya

Regression Testing

Regression testing sedikit berbeda dengan testingtesting sebelumnya. Sebab, testing ini dilakukan setelah adanya perubahan atau pembaharuan fitur dari program yang telah dibuat, untuk memastikan stabilitas dan fungsionalitas fitur apakah sudah berjalan dengan baik atau belum.

UI Testing

Sesuai dengan namanya, user interface testing dilakukan untuk melihat kelayakan tampilan dari suatu program. Nantinya, tester akan menilai penempatan layout, flow program, dan sebagainya yang berhubungan dengan tampilan program untuk memastikannya apakah sudah sesuai dengan UI principles dan requirement dari program.

Smoke Testing

Smoke testing atau yang biasanya juga disebut dengan “build verification testing” merupakan testing yang dilakukan untuk menguji sebuah fitur penting dari program apakah sudah bekerja atau tidak. Dan juga, biasanya smoke testing dilakukan setiap minggu secara berkala. FYI, smoke testing juga sering dianalogikan dengan tukang ledeng, karena  biasanya tukang ledeng menggunakan asap untuk mendeteksi celah atau retakan pada pipa.

Stress Testing

Nah, untuk jenis testing yang terakhir ini merupakan testing yang akan menguji keandalan dan stabilitas program ketika menghadapi kejadian-kejadian yang sangat tidak diinginkan. Misalnya, ketika sebuah website akan dites kemampuan server-nya saat menampung visitor yang melimpah apakah akan kuat atau tidak.

Itu dia penjelasan beberapa jenis-jenis testing yang harus kamu ketahui. Gimana? Apakah kamu pernah melakukan testing tersebut? Apabila kamu tertarik mempelajari lebih lanjut tentang materi ini, jangan lupa follow Instagram Kodio, yah! 

Related Articles